AS HUSBAND &
WIFE, AS FINANCE PARTNER…
Hello Hasbies and Waifies..
Let’s talk ngalor ngidul J J
J bersama
saya yang as soon as possible akan menjadi waify JJ
Sudah sampai tanggal 5. Tanggal pertengahan bagi
yang terima gaji di tanggal tua ataupun tanggal 1 setiap bulannya.
Apa kabar tabungan?
Apa kabar Cicilan rumah? Mobil? Motor? Tiket
liburan?
Apa kabar Pengeluaran rutin bulanan? Belanja
dapur, listrik, air, uang bensin, uang makan siang, uang ‘weekend refreshing?’
Sebagai pasangan hidup di sebuah lingkup yang
disebut ‘keluarga’, baik yang sudah berjalan puluhan tahun (saya turut bahagia
bagi kelompok ini) dengan jumlah anggota keluarga lebih dari tanda peace dengan
jari kanan, ataupun bagi para pemula yang “member of family” nya masih dua. Aku
dan kamu. Suami dan Istri. Sayang dan Sayaang…
Bagaimana kalian mengatur keuangan? Berpartner
kah? Ber-porsi kah?
Setiap keluarga memiliki karakter masing-masing
sesuai kebiasaan dan norma-norma hidup yang dianut pada keluarga mereka tumbuh
sebelumnya.
Saya, seperti kebanyakan anak lain di Indonesia
tumbuh dalam keluarga di mana Bapak bekerja sebagai pencari nafkah tunggal dan
ibu sebagai manager di rumah.
Hal yang terlintas di kepala saya saat ini tentang
bagaimana mengolah uang bagi suami pencari nafkah tunggal dan istri di rumah
adalah begini :
1.
Semua uang yang dihasilkan suami,
diinfokan kepada istri.
2.
Variable pengurang utama adalah :
zakat 2.5%, tabungan 20%, dana cadangan 10% (masing-masing dikalikan dengan
total gaji yang diterima Suami)
3.
Hasil dari perhitungan point 2,
kita sebut pendapatan netto.
4.
Kurangkan dengan pengeluaran
wajib : hutang, biaya listrik, biaya air & gas, belanja bulanan.
5.
Sisanya dibagi 2, 50% untuk suami, 50% untuk istri.
NB :
-Suami yang baik akan memberikan sebagian
jatahnya kepada Ortu dan
Istrinya JJ.
-Suami yang baik akan mulai
mengurangi biaya rokok dan ngopi sendiri.
-Istri yang baik, akan menerima
sebesar apapun penghasilan suami.
-Suami istri yang baik akan tetap
saling mendampingi dalam rezeki yang banyak maupun cukup. Gak boleh bilang
‘kurang’ nanti jatohnya jadi tidak terbiasa untuk BERSYUKUR.
Karena tulisan ini bersifat
ngalor-ngidul, tolong bantu saya meluruskan ataupun memperjelas sesuatu
sebagaimana mestinya…
Salam Ngalor-ngidul….
#Auliahimmelda
0 komentar